Senin, 02 Januari 2017

ESAI - SUKSES MELALUI PROSES

Suasana langit yang berselimutkan awan-awan sejuk di pagi hari ini membuat hari-hariku menjadi lebih bersemangat. Kini telah memasuki musim baru bagi para pelajar maupun mahasiswa serta para pekerja, yaitu musim libur yang dikarenakan akan datangnya bulan yang suci dan penuh rahmat. Berkenaan dengan usainya ujian semester kenaikan kelas yang dilanjutkan dengan pembagian rapot. Pada hari ini, kami siswa siswi SMA Negeri 10 Samarinda telah resmi dinyatakan naik ke kelas selanjutnya. Nilai rapot yang mulai menggunakan IP (Indeks Prestasi) nampaknya tidak membuat semangat kami turun begitu saja. Dengan rata-rata nilai yang cukup baik membuat kami ingin terus berlomba-lomba dalam mencapai ribuan prestasi yang selalu menyapa kehadiran kami.

Setelah pembagian rapot selesai, maka kami pun segera pulang menuju tempat tinggal kami masing-masing. Tentunya hal ini juga membuat siswa siswi di setiap kelas tak jarang melepas rindu atas kenangan yang telah terukir selama setahun ini. Begitu juga dengan keadaan kelas saya, X MIPA 1 yang biasa dikenal sebagai MIXONE. Selang tak begitu lama, kami pun menuju tempat tinggal kami masing-masing.

Setibanya saya di tempat tinggal saya. Selama liburan ini, seperti biasa, sekolah saya pasti memberikan oleh-oleh berupa tugas yang harus diselesaikan sebelum masuk sekolah lagi. Tugas tersebut tak banyak, melainkan membuat esai. Disisi lain, ada kegiatan yang juga harus saya selesaikan secepat mungkin, yaitu KTI (Karya Tulis Ilmiah). KTI tersebut dikerjakan bersama dengan teman saya, Kinanti. Adanya KTI tersebut dalam rangka mengikuti OPSI (Olimpiade Penelitian Seluruh Indonesia) 2015. KTI ini kami kerjakan lebih dahulu, harapan kami dapat terselesaikan sesegera mungkin. Dengan bimbingan dari guru kami, Bu Irma.

Menurut saya KTI kali ini sangat menambah wawasan saya akan dunia perkuliahan. Ketika mengerjakannya pun, kami langsung bertatap muka dengan pembantu dekan disana. Itu hal yang sangat luar biasa bagi saya, pengalaman yang tentunya tidak semua orang bisa dapatkan. Lalu, ke lab untuk uji coba beberapa sampel di Universitas Mulawarman, juga membuat saya merasa senang dan tahu bagaimana rasanya menjadi seorang mahasiswa. Disana, kami banyak sekali berinteraksi dengan kakak-kakak mahasiswa, terutama yang berada di bagian lab tersebut. Dan disana juga kami diterangkan sedikit mengenai kandungan-kandungan yang ada pada beberapa sampel yang kami bawa. Penelitian ini sangat memerlukan pembagian waktu yang baik, agar tugas-tugas saya yang lain tidak terbengkalai.

Disisi lain, saya juga melakukan pekerjaan rumah untuk membantu orang tua saya. Saya ini termasuk orang yang sangat gemar memasak, tetapi saya sendiri belum bisa memasak. Ketika liburan inilah saya mulai belajar bagaimana cara memasak, mulai dari bumbu-bumbu dasarnya hingga mulai memcampur bumbu dengan bahan. saya sangat senang memasak, terlebih jika ada yang ingin mengajak saya untuk mengerjakannya bersama. Harapan saya, ketika saya sudah dewasa nanti, saya bisa memasak. Kata orang, memasak itu ribet, tetapi ada sebagian orang yang pendapatnya berbanding terbalik. Hal itu yang juga menjadi semangat baru untuk mendalaminya.

Saya belajar memasak tidak hanya dengan ibu saya, tetapi dengan siapa saja. Ketika memasak, biasanya saya bertanya beberapa hal seputar memasak. Dari hal itulah saya mengetahui banyak hal mengenai cara memasak. Motivasi saya dalam belajar memasak ini tak hanya dari dalam diri saya sebagai kaum hawa, tetapi juga dari teman-teman di sekeliling saya. Kebanyakan dari mereka sering kali berkata bahwa mereka bisa memasak dan memasak itu gampang saja, hal itu sangat lumrah bagi kaum hawa. Karena beberapa pendapat tersebutlah, saya menjadi semangat untuk mempelajarinya. Meski dahulu, saya sangat malas untuk melakukan hal yang berkaitan dengan dapur. Namun, sekarang saya malah senang melakukannya.

Memasak adalah hal yang luar biasa untuk saya sebagai pemula. Walaupun rintangannya sangat banyak, mulai dari bumbu-bumbu yang harus sesuai, tingkat kematangan yang pas dan hal-hal lain yang harus diperhatikan dengan baik. Saya pernah masak sambal goreng kentang, masakan tersebut adalah masakan kesukaan saya. Ketika itu rumah saya dalam keadaan tidak ada orang. Hingga untuk bertanya kemungkinan kecil sekali. Lalu, saya tak henti sampai disitu. Saya mencoba membuka situs internet seperti youtube. Mencoba belajar sendiri. Kebanyakan para koki terhebat juga bisa berasal dari belajar mandiri, tentunya dengan kritik-kritik dari para penyicipnya.

Pertama kali saya memasak, rasanya masih kelebihan bumbu. Yang kedua, hambar. Lalu, pernah juga keasinan. Namun saya tahu hal itu adalah hal yang wajar bagi pemula seperti saya. Meski hal itu kadang membuat saya kecewa. Tapi, semangat saya akan terus berkobar. Kritik adalah salah satu cara untuk menuju kesuksesan kita dalam mencapai tujuan kita. Ketika seseorang mengkritik kita, maka seharusnya kita senang. Karena hanya orang-orang yang perduli sajalah yang akan mengkritik apa yang kita lakukan.

Hari-hari berlalu begitu cepat, hingga puasa pun tidak terasa lama pada tahun ini. Setiap harinya yang selalu penuh dengan kegiatan-kegiatan positif. Saya adalah tipikal orang yang tidak bisa berdiam diri saja di dalam kamar tidur, justru saya harus memiliki kegiatan-kegiatan yang tentunya dapat menjauhkan saya dari kata bosan. Oleh karena itu, segala kegiatan selalu saya maksimalkan. Namun, adakalanya ketika kegiatan tersebut telah melampaui batas kesehatan saya, maka saya akan lebih banyak beristirahat. Liburan yang sangat panjang ini juga membuat saya rindu akan segala kegiatan yang ada di sekolah. Mulai dari kegiatan belajar mengajar hingga menjalin kebersamaan dengan teman sebaya saya.

Liburan pada tahun ini adalah liburan yang berkesan bagi saya. Banyak pengalaman yang saya dapatkan, terutama mengenai kehidupan kita. Tidak hanya bidang akademik sekolah saja yang akan saya asah lebih dalam, namun ilmu-ilmu kehidupan yang menurut sebagian besar orang kurang diperhatikan, juga saya pelajari. Terlebih ketika masih seumuran saya, mereka menganggap sekolah adalah yang paling penting. Namun menurut pendapat saya, sekolah tetaplah prioritas yang paling utama, tetapi disisi lain masih ad hal-hal kecil penunjangnya yang sering kali terabaikan. Bahkan dalam diri mereka hanya berpikiran “aku harus pintar akademik agar aku bisa sukses. Dan harus mendapat nilai sempurna dengan segudang prestasi yang kuraih selama aku bersekolah”. Tidak seperti itu yang saya pikirkan. Kita juga masih memerlukan interaksi sosial dengan semua orang, terutama keluarga dan lingkungan sekitar kita. Orang yang sukses masa depannya adalah orang yang telah banyak mendapatkan pengalaman pahit maupun manis yang tidak semua orang bisa merasakannya.

Kesuksesan tidak hanya diraih dengan nilai sempurna, tetapi juga melalui seberapa dalam kita dapat mempelajari prosesnya. Tidak hanya di bidang akademik, bersosialisasi, berinteraksi, berbagi kebahagiaan, serta menjadikan dirinya berarti di mata masyarakat juga merupakan bumbu-bumbu dari kesuksesan. Banyak dari para profesor, peneliti, pengusaha yang namanya sangat dikenal dunia bukan berasal dari anak yang mendapat nilai sempurna, melainkan mereka lebih memiliki banyak kekurangan. Dan mereka selalu melakukan usaha, meski kegagalan selalu menyelimuti senyum mereka. Bahkan untuk nilai sempurna, mendapat nilai lima puluh saja sudah sangat berarti bagi mereka.

Lain halnya dengan murid terpandai di suatu sekolah, yang selalu memikirkan nilai-nilainya yang harus sempurna. Sementara banyak orang disekitarnya masih memerlukan bantuannya dan dia acuh pada orang tersebut. Lalu, di masa depan untuk apa ilmu yang dia cari selama ini, jika orang yang memerlukan bantuan saja tidak diperdulikannya. Nilai hanya formalitas. Tak sedikit orang yang bahkan menghalalkan segala cara untuk memanipulasinya. Tetapi orang sukses? Tidak akan melakukan hal seburuk itu. Mereka percaya diri dengan hasil yang mereka dapatkan. lain dengan mereka yang pintar, yang selalu ricuh ketika nilainya menurun walaupun hanya 0.02 saja.

Dsini tidak bermaksud sama sekali untuk menyinggung perasaan di berbagai kalangan. Hanya saja kejujuran tetaplah yang pertama dan selalu tanamkan budi pekerti luhur. Sukses bersama-sama akan lebih indah dari pada sendirian. Percayalah, kebaikan yang kita lakukan, nantinya akan berbalik kepada diri kita juga. Begitu juga dengan keburukan yang kita lakukan.

Setelah beberapa hati saya lalui, kini telah menginjak di pertengahan bulan puasa. Dimana acara buka bersama mulai diadakan oleh teman-teman lama saya. Pada tahun lalu, saya selalu ada di rumah dan bahkan untuk mengikuti buka bersama saja tidak diperbolehkan oleh kedua orang tua saya. Ketika itu saya sangat kecewa karena tidak dapat menghadiri acara tersebut. Pada tahun ini, seperti biasa saya juga diundang untuk menghadiri kegiatan yang sama oleh teman SMA, SMP dan SD. Namun, untuk izin saja saya masih merasa takut tidak diperbolehkan lagi. Hingga teman-teman saya selalu memberi semangat pada saya agar tahun ini dapat berkumpul bersama dengan mereka. Akhirnya saya pun memberanikan diri untuk meminta izin kepada orang tua saya. Alhamdulillah, ternyata pemikiran orang tua saya saat ini telah berubah, sehingga saya dapat mengikuti acara tersebut.

Berkumpul bersama adalah kegiatan yang sangat saya suka. Karena saat itu, kami banyak sekali berbagi cerita dan tertawa bersama. Seakan kami telah terpisahkan sekian tahun lamanya. Meski tak lama, namun sangatlah berkesan bagi saya. Tidak hanya berkumpul bersama, tetapi juga berkumpul dengan keluarga. Memasak bersama dan makan bersama, tentunya dengan keluarga-keluarga saya. Sudah sangat lama saya tidak melakukan kegiatan itu. Karena kegiatan di sekolah yang begitu padat.
Pada liburan panjang kali ini saya sangat menikmati keadaan rumah saya. Karena hanya saat libur seperti ini saja saya bisa bersantai di rumah. Ketika sekolah, saya hampir hanya tidur malam saja. Hal itu terjadi dikarenakan kegiatan serta tugas-tugas saya selalu menyapa hangat saya di setiap waktunya. Saya sangat bersyukur sekali adanya libur panjang ini. Saya memiliki waktu bersama keluarga saya lebih lama dan tentunya sangat terasa kebersamaannya. Meski terkadang saya masih harus mengerjakan tugas sampingan saya yang belum terselesaikan.

Ketika mulai terdengar suara takbir di malam hari. Tak terasa sebulan lamanya berpuasa dan beribadah kepada Tuhan telah dilalui bersama keluarga. Kini tiba saatnya hari kemenangan untuk umat muslim. Dengan diiringi takbir dan sapaan mentari kala pagi itu cukup menemani perjalanan saya dan keluarga saya menuju tempat beribadah kami. Saat itu kami melakukan shalat Idul Fitri di masjid yang letaknya tidak jauh dari rumah. Masjid tersebut baru saja direnovasi sehingga nampak sangat indah untuk dinikmati oleh setiap sepasang mata.

Setelah shalat berjamaah, dilanjutkan dengan bermaaf-maafan. Lalu, kami makan bersama. Ibu saya saat itu masak ayam bumbu merah dan kami memakannya bersama lontong. Sungguh, hal itu adalah hal yang menyenangkan bagi saya. Dan tak lama kemudian setelah pintu rumah mulai terbuka, para tamu pun mulai berdatangan dan kami pun menyambut mereka dengan ramah dan penuh senyuman sembari saling bermaaf-maafan. Setelah beberapa hari menyambut tamu, kami pun mulai berangkat untuk mengunjungi rumah sanak saudara yang berada di daerah kami. Tak hanya itu, kami juga tetap berusaha berkomunikasi dengan saudara kami yang berada di Jawa Timur, meski hanya melalui via panggilan suara saja. Termasuk untuk menghubungi mbah-mbah yang ada di Jawa juga melalui media yang sama.

Namun tidak hanya berdiam diri di rumah saja, saya juga mengunjungi rumah keluarga saya yang letaknya lumayan jauh, yaitu di Tanah Grogot. Perjalanan yang ditempuh sekitar sepuluh jam. Perjalanan yang sangat menyenangkan ketika sudah mulai menaiki transportasi air, yaitu kapal. Kapal yang tidak begitu besar, namun cukup untuk menampung sekitar sepuluh kendaraan beroda empat dan beberapa kendaraan beroda dua. Perjalanan di dalam kapal tersebut dapat ditempuh selama satu jam tiga puluh menit. Pemandangan yang tersajikan begitu memanjakan kedua penglihatan saya ketika berada di atas kapal tersebut. Sejauh mata memandang, terlihat hamparan air yang begitu luas serta dengan disambut oleh hembusan angin yang menambah kesejukan di senja itu.

Setelah tiba di tempat keluarga saya, saya dan keluarga saya mendapat sambutan berupa jamuan makan malam. Dan kami pun menginap disana selama tiga hari dua malam. Disana kami dilayani sangat baik dengan keluarga kami. Segala cara agar kami merasa nyaman untuk tinggal disana. Dan aku sangat senang bisa berlibur disana. Tepat pada hari Sabtu pagi, kami pun pulang ke rumah kami yang berada di kota Samarinda.

Keesokan harinya, ternyata ada keluarga saya dari Tenggarong yang berkunjung ke rumah saya. Sebelumnya, ibu saya telah menyiapkan segala sesuatunya yang diperlukan untuk menjamu keluarga saya tersebut. Keluarga yang datang kurang lebih sekitar dua puluh orang. Saya dan keluarga saya menyambut dengan sebaik-baiknya. Harapan kami agar keluarga kami merasa nyaman saat berkunjung di rumah kami dan tujuan kami untuk mempererat tali silaturahmi kami pun dapat tercapai.

Tak lama kemudian, dimana bersantai akan berganti dengan berbagai kesibukan, istirahat akan sekedarnya dan akan ada ribuan salam manis dari para tugas akan menjemput para pelajar di seluruh Indonesia. Ya! Saat dimana kata libur akan segera disambut dengan rangkaian kegiatan sekolah seperti biasa. Dimana semangat belajar harus sangat ditegakkan. Dengan penuh kegembiraan, hati yang ikhlas, pantang menyerah, jujur, dan selalu ingin memberikan yang terbaik akan selalu menjadikan penopang bagi semangat belajar saya yang baru. Kesuksesan dalam hidup saya ketika saya mampu meraih tujuan hidup saya di masa mendatang dengan segala proses yang saya tempuh dengan tetesan keringat murni pada diri saya. SALAM PELAJAR!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar