Indahnya hamparan langit
biru ditemani oleh hembusan angin cukup menyelimuti suasana pementasan
pagelaran seni di SMA Negeri 10 Samarinda. Dimana setiap pementasannya selalu
membawa sebuah cerita unik yang sangat bersejarah. Mereka berani merancang
sedemikian ramai dan penuh keceriaan serta menyajikan situasi yang berbau
mistis oleh kehadiran para roh yang ada dalam pementasann teater dengan judul
“Punahnya Suku Dayak Punan Segah”. Tidak hanya itu, mereka juga menyiapkan dua
buah tarian, yaitu tarian yang berasal dari pesisir yang merupakan tarian
pergaulan yang dinamakan “Tari Jepen Tidung Bedangan” dan tarian khas suku
Dayak Kenyah yang bernama “Tari Enggang Punan Segah” dimana tarian tersebut
yakni merupakan sebuah tarian yang termasuk dalam pemeranan teater mereka.
Sebagai pengawalan yang baik untuk
membuka tirai pagelaran seni mereka dengan tarian khas dari daerah Tidung,
yaitu Tari Jepen Tidung Bedangan. Dengan konsep tarian riang gembira
menimbulkan kesan bahagia bagi setiap pemainnya. Semarak sorak sorai penonton
juga ikut memeriahkan penampilan tersebut. Penampilan mereka pun akan terlihat
lebih estetis jika para pemainnya dapat menjaga konsistensi ekspresi sesuai
cerita yang telah dibuat. Namun dengan kostum yang cukup menarik membuat kekurangan
mereka sedikit tertutupi.
Dari beberapa adegan yang telah disajikan cukup mengantarkan
para penonton untuk mengetahui jalan cerita dari taria tersebut. Begitu dilihat
nampak ternyata beberapa penari yang saling melirik dan ragu akan gerakan yang
mereka tampilkan sehingga juga mempengaruhi kekompakan tiap-tiap penari. Dengan
urutan pola yang terlihat seimbang kiranya sangat cukup menambah pesona
penampilan seni mereka.
Disamping itu hadir pula penampilan
dari sekelompok pemain teater yang berjudul Punahnya Suku Dayak Punan Segah.
Mereka memiliki watak tersendiri dengan tokoh yang mereka perankan sedemikian
baik dan menawan bagi penikmatnya. Dengan artikulasi serta intonasi yang
mungkin dapat lebih diperdalam sekiranya dapat menambah kharisma pementasan
mereka kali ini. Sistem penguasaan panggung terutama bloking juga sangat
disayangkan disini.
Adanya pepohonan, pangan serta
benda-benda pendukung lainnya cukup memberikan makna tersendiri bagi para
penikmatnya. Properti pendukung tersebut
dikreasikan dengan penuh keindahan dan tak jauh dari nilai-nilai kesenian. Hal
itu kiranya juga sebagai bumbu keberhasilan dari teater ini sehingga membuat
pemeranan teater ini lebih hidup, ditambah lagi dengan perpaduan kostum yang
cukup unik, kreatif dan menarik membuat panitia yang berada di backstage terlihat
sangat gigih dan tekun dalam membangun suasana saat pementasan mereka.
Sangat disayangkan, salah seorang tokoh dalam pemeranan
teater ini kurang memaksimalkan watak penokohannya. Penokohan yang cukup baik
dan bersahaja sebagai kepala suku adat. Dan jika permainan gerakan tubuh dengan
artikulasi dan intonasi lebih dikombinasikan secara mendalam, maka akan lebih meyakinkan
penghujung penonton yang terdiam bahwa dia adalah seorang kepala suku adat.
Namun dengan menyajikan tarian yang berjudul Tarian Enggang Punan
Segah ditengah-tengah pementasan teater, sangat menambah nilai estetis dalam
pementasan mereka. Suasana pementasan menjadi lebih hidup dan terdengar ricuh
sorakan para penonton yang menanti kejutan selanjutnya. Ya, teater yang dikemas
dengan beberapa kejutan yang bagi para penonton
cukup membuat tingkat kejenuhan semakin menurun. Ditambah lagi dengan
kekompakan yg berhasil dicapai oleh para penarinya.
Aplikasi koreografer yang menyandingkan penari wanita dengan
pria cukup menampakkan kekhasan suku dayak. Namun akan lebih baik jika
eksplorasi gerakan yang disajikan untuk penari pria lebih memadukan dengan gerakan perang antarpria khas suku dayak.
Sehingga hal itu akan lebih menghidupkan suasana tarian mereka dan membuat
penampilan mereka lebih bermakna dan menghibur para penonton.
Untuk kali ini, menurut saya pementasan tersebut sangat
mengesankan. Dengan berbagai perpaduan-perpaduan menarik serta kejutan yang
dikemas sebaik mungkin sehingga membuat penonton terkesima. Ditambah lagi
dengan kerja keras serta tetesan keringat Tim Produksi yang tak kunjung patah
semangat hingga akhir puncak pementasan. Tak ada pementasan yang sempurna,
namun kesalahan adalah bumbu kesuksesan dari suatu pementasan serta pengalaman
juga adalah ilmu termahal dan hanya orang tertentu yang mendapatkannya. Sekian
dan semoga sukses kedepannya. SALAM BUDAYA..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar