Rabu, 08 Maret 2017

REVIEW: LIP MASK

Hallooo!!! Gimana nihh kabarnya? Semoga selalu baik ya :)) Nah, untuk postingan kali ini, aku akan me-review tentang produk kecantikan atau skin care aku untuk menjaga kelembaban bibir aku. Yashh, langsung aja. Jadi, beberapa minggu ini aku lagi rajin banget pake dua jenis lips mask nihh, yang pertama Bioaqua Lip Mask dan kedua Gold Collagen Crystal Lip Mask.

Source: www.google.com 

Source: www.google.com
Kedua jenis lip mask ini tentunya punya kelebihan dan kekurangan sendiri. kalo menurut aku, Bioaqua Lip Mask memiliki beberapa manfaat yang sama dengan Gold Collagen Crystal Lip Mask, yaitu menjaga kelembaban bibir, mencegah bibir kering pecah-pecah dan masih banyak lagi lainnya.

Source: www.google.com

Source: www.google.com 
Namun, Bioaqua Lip Mask lebih membuat aku terpikat. Selain dari packaging-nya yang imut bin lucu, juga dari aroma dan bentuknya unik banget serta dapat membuat bibir bersinar alami. Eitss.. tapi tenang aja, aromanya bukan aroma yang mencolok dan mengerikan, tapi aromanya itu pas gitu hehee..
                 
Source: www.google.com
Source: www.google.com
Dan kali ini aku akan kasih tips buat kalian yang punya keluh kesah dengan bibir kalian. Gurlss, merawat bibir itu gak perlu sering kok, justru kita harus lebih rajin alias rutin. Karena jika digunakan secara rutin, kandungan yang ada didalam Lip Mask itu akan lebih meresap dan membuat bibir kita lebih lembab dan terjaga kesehatannya. Nah, mulai dari sekarang STOPP dehh perawatan kalo cuma ngandelin kata “sering”. Please, itu gak guna banget dehh. Sekali lagi ya, untuk hasil yang maksimal, pasti perlu waktu. Jadi cantik itu bukan sulap yaa.. kita perlu waktu untuk itu. So, mulailah peduli dengan kesehatan bibir kita sedini mungkin yaa ;) See you, gurlss..

Senin, 02 Januari 2017

Kritik Seni - TIRAI DIBALIK SUATU PEMENTASAN

         Indahnya hamparan langit biru ditemani oleh hembusan angin cukup menyelimuti suasana pementasan pagelaran seni di SMA Negeri 10 Samarinda. Dimana setiap pementasannya selalu membawa sebuah cerita unik yang sangat bersejarah. Mereka berani merancang sedemikian ramai dan penuh keceriaan serta menyajikan situasi yang berbau mistis oleh kehadiran para roh yang ada dalam pementasann teater dengan judul “Punahnya Suku Dayak Punan Segah”. Tidak hanya itu, mereka juga menyiapkan dua buah tarian, yaitu tarian yang berasal dari pesisir yang merupakan tarian pergaulan yang dinamakan “Tari Jepen Tidung Bedangan” dan tarian khas suku Dayak Kenyah yang bernama “Tari Enggang Punan Segah” dimana tarian tersebut yakni merupakan sebuah tarian yang termasuk dalam pemeranan teater mereka.
       Sebagai pengawalan yang baik untuk membuka tirai pagelaran seni mereka dengan tarian khas dari daerah Tidung, yaitu Tari Jepen Tidung Bedangan. Dengan konsep tarian riang gembira menimbulkan kesan bahagia bagi setiap pemainnya. Semarak sorak sorai penonton juga ikut memeriahkan penampilan tersebut. Penampilan mereka pun akan terlihat lebih estetis jika para pemainnya dapat menjaga konsistensi ekspresi sesuai cerita yang telah dibuat. Namun dengan kostum yang cukup menarik membuat kekurangan mereka sedikit tertutupi.
   Dari beberapa adegan yang telah disajikan cukup mengantarkan para penonton untuk mengetahui jalan cerita dari taria tersebut. Begitu dilihat nampak ternyata beberapa penari yang saling melirik dan ragu akan gerakan yang mereka tampilkan sehingga juga mempengaruhi kekompakan tiap-tiap penari. Dengan urutan pola yang terlihat seimbang kiranya sangat cukup menambah pesona penampilan seni mereka.
        Disamping itu hadir pula penampilan dari sekelompok pemain teater yang berjudul Punahnya Suku Dayak Punan Segah. Mereka memiliki watak tersendiri dengan tokoh yang mereka perankan sedemikian baik dan menawan bagi penikmatnya. Dengan artikulasi serta intonasi yang mungkin dapat lebih diperdalam sekiranya dapat menambah kharisma pementasan mereka kali ini. Sistem penguasaan panggung terutama bloking juga sangat disayangkan disini.
    Adanya pepohonan, pangan serta benda-benda pendukung lainnya cukup memberikan makna tersendiri bagi para penikmatnya. Properti  pendukung tersebut dikreasikan dengan penuh keindahan dan tak jauh dari nilai-nilai kesenian. Hal itu kiranya juga sebagai bumbu keberhasilan dari teater ini sehingga membuat pemeranan teater ini lebih hidup, ditambah lagi dengan perpaduan kostum yang cukup unik, kreatif dan menarik membuat panitia yang berada di backstage terlihat sangat gigih dan tekun dalam membangun suasana saat pementasan mereka.
Sangat disayangkan, salah seorang tokoh dalam pemeranan teater ini kurang memaksimalkan watak penokohannya. Penokohan yang cukup baik dan bersahaja sebagai kepala suku adat. Dan jika permainan gerakan tubuh dengan artikulasi dan intonasi lebih dikombinasikan secara mendalam, maka akan lebih meyakinkan penghujung penonton yang terdiam bahwa dia adalah seorang kepala suku adat.
Namun dengan menyajikan tarian yang berjudul Tarian Enggang Punan Segah ditengah-tengah pementasan teater, sangat menambah nilai estetis dalam pementasan mereka. Suasana pementasan menjadi lebih hidup dan terdengar ricuh sorakan para penonton yang menanti kejutan selanjutnya. Ya, teater yang dikemas dengan beberapa kejutan yang bagi para penonton  cukup membuat tingkat kejenuhan semakin menurun. Ditambah lagi dengan kekompakan yg berhasil dicapai oleh para penarinya.
Aplikasi koreografer yang menyandingkan penari wanita dengan pria cukup menampakkan kekhasan suku dayak. Namun akan lebih baik jika eksplorasi gerakan yang disajikan untuk penari pria lebih memadukan dengan  gerakan perang antarpria khas suku dayak. Sehingga hal itu akan lebih menghidupkan suasana tarian mereka dan membuat penampilan mereka lebih bermakna dan menghibur para penonton.
Untuk kali ini, menurut saya pementasan tersebut sangat mengesankan. Dengan berbagai perpaduan-perpaduan menarik serta kejutan yang dikemas sebaik mungkin sehingga membuat penonton terkesima. Ditambah lagi dengan kerja keras serta tetesan keringat Tim Produksi yang tak kunjung patah semangat hingga akhir puncak pementasan. Tak ada pementasan yang sempurna, namun kesalahan adalah bumbu kesuksesan dari suatu pementasan serta pengalaman juga adalah ilmu termahal dan hanya orang tertentu yang mendapatkannya. Sekian dan semoga sukses kedepannya. SALAM BUDAYA..

ESAI - SUKSES MELALUI PROSES

Suasana langit yang berselimutkan awan-awan sejuk di pagi hari ini membuat hari-hariku menjadi lebih bersemangat. Kini telah memasuki musim baru bagi para pelajar maupun mahasiswa serta para pekerja, yaitu musim libur yang dikarenakan akan datangnya bulan yang suci dan penuh rahmat. Berkenaan dengan usainya ujian semester kenaikan kelas yang dilanjutkan dengan pembagian rapot. Pada hari ini, kami siswa siswi SMA Negeri 10 Samarinda telah resmi dinyatakan naik ke kelas selanjutnya. Nilai rapot yang mulai menggunakan IP (Indeks Prestasi) nampaknya tidak membuat semangat kami turun begitu saja. Dengan rata-rata nilai yang cukup baik membuat kami ingin terus berlomba-lomba dalam mencapai ribuan prestasi yang selalu menyapa kehadiran kami.

Setelah pembagian rapot selesai, maka kami pun segera pulang menuju tempat tinggal kami masing-masing. Tentunya hal ini juga membuat siswa siswi di setiap kelas tak jarang melepas rindu atas kenangan yang telah terukir selama setahun ini. Begitu juga dengan keadaan kelas saya, X MIPA 1 yang biasa dikenal sebagai MIXONE. Selang tak begitu lama, kami pun menuju tempat tinggal kami masing-masing.

Setibanya saya di tempat tinggal saya. Selama liburan ini, seperti biasa, sekolah saya pasti memberikan oleh-oleh berupa tugas yang harus diselesaikan sebelum masuk sekolah lagi. Tugas tersebut tak banyak, melainkan membuat esai. Disisi lain, ada kegiatan yang juga harus saya selesaikan secepat mungkin, yaitu KTI (Karya Tulis Ilmiah). KTI tersebut dikerjakan bersama dengan teman saya, Kinanti. Adanya KTI tersebut dalam rangka mengikuti OPSI (Olimpiade Penelitian Seluruh Indonesia) 2015. KTI ini kami kerjakan lebih dahulu, harapan kami dapat terselesaikan sesegera mungkin. Dengan bimbingan dari guru kami, Bu Irma.

Menurut saya KTI kali ini sangat menambah wawasan saya akan dunia perkuliahan. Ketika mengerjakannya pun, kami langsung bertatap muka dengan pembantu dekan disana. Itu hal yang sangat luar biasa bagi saya, pengalaman yang tentunya tidak semua orang bisa dapatkan. Lalu, ke lab untuk uji coba beberapa sampel di Universitas Mulawarman, juga membuat saya merasa senang dan tahu bagaimana rasanya menjadi seorang mahasiswa. Disana, kami banyak sekali berinteraksi dengan kakak-kakak mahasiswa, terutama yang berada di bagian lab tersebut. Dan disana juga kami diterangkan sedikit mengenai kandungan-kandungan yang ada pada beberapa sampel yang kami bawa. Penelitian ini sangat memerlukan pembagian waktu yang baik, agar tugas-tugas saya yang lain tidak terbengkalai.

Disisi lain, saya juga melakukan pekerjaan rumah untuk membantu orang tua saya. Saya ini termasuk orang yang sangat gemar memasak, tetapi saya sendiri belum bisa memasak. Ketika liburan inilah saya mulai belajar bagaimana cara memasak, mulai dari bumbu-bumbu dasarnya hingga mulai memcampur bumbu dengan bahan. saya sangat senang memasak, terlebih jika ada yang ingin mengajak saya untuk mengerjakannya bersama. Harapan saya, ketika saya sudah dewasa nanti, saya bisa memasak. Kata orang, memasak itu ribet, tetapi ada sebagian orang yang pendapatnya berbanding terbalik. Hal itu yang juga menjadi semangat baru untuk mendalaminya.

Saya belajar memasak tidak hanya dengan ibu saya, tetapi dengan siapa saja. Ketika memasak, biasanya saya bertanya beberapa hal seputar memasak. Dari hal itulah saya mengetahui banyak hal mengenai cara memasak. Motivasi saya dalam belajar memasak ini tak hanya dari dalam diri saya sebagai kaum hawa, tetapi juga dari teman-teman di sekeliling saya. Kebanyakan dari mereka sering kali berkata bahwa mereka bisa memasak dan memasak itu gampang saja, hal itu sangat lumrah bagi kaum hawa. Karena beberapa pendapat tersebutlah, saya menjadi semangat untuk mempelajarinya. Meski dahulu, saya sangat malas untuk melakukan hal yang berkaitan dengan dapur. Namun, sekarang saya malah senang melakukannya.

Memasak adalah hal yang luar biasa untuk saya sebagai pemula. Walaupun rintangannya sangat banyak, mulai dari bumbu-bumbu yang harus sesuai, tingkat kematangan yang pas dan hal-hal lain yang harus diperhatikan dengan baik. Saya pernah masak sambal goreng kentang, masakan tersebut adalah masakan kesukaan saya. Ketika itu rumah saya dalam keadaan tidak ada orang. Hingga untuk bertanya kemungkinan kecil sekali. Lalu, saya tak henti sampai disitu. Saya mencoba membuka situs internet seperti youtube. Mencoba belajar sendiri. Kebanyakan para koki terhebat juga bisa berasal dari belajar mandiri, tentunya dengan kritik-kritik dari para penyicipnya.

Pertama kali saya memasak, rasanya masih kelebihan bumbu. Yang kedua, hambar. Lalu, pernah juga keasinan. Namun saya tahu hal itu adalah hal yang wajar bagi pemula seperti saya. Meski hal itu kadang membuat saya kecewa. Tapi, semangat saya akan terus berkobar. Kritik adalah salah satu cara untuk menuju kesuksesan kita dalam mencapai tujuan kita. Ketika seseorang mengkritik kita, maka seharusnya kita senang. Karena hanya orang-orang yang perduli sajalah yang akan mengkritik apa yang kita lakukan.

Hari-hari berlalu begitu cepat, hingga puasa pun tidak terasa lama pada tahun ini. Setiap harinya yang selalu penuh dengan kegiatan-kegiatan positif. Saya adalah tipikal orang yang tidak bisa berdiam diri saja di dalam kamar tidur, justru saya harus memiliki kegiatan-kegiatan yang tentunya dapat menjauhkan saya dari kata bosan. Oleh karena itu, segala kegiatan selalu saya maksimalkan. Namun, adakalanya ketika kegiatan tersebut telah melampaui batas kesehatan saya, maka saya akan lebih banyak beristirahat. Liburan yang sangat panjang ini juga membuat saya rindu akan segala kegiatan yang ada di sekolah. Mulai dari kegiatan belajar mengajar hingga menjalin kebersamaan dengan teman sebaya saya.

Liburan pada tahun ini adalah liburan yang berkesan bagi saya. Banyak pengalaman yang saya dapatkan, terutama mengenai kehidupan kita. Tidak hanya bidang akademik sekolah saja yang akan saya asah lebih dalam, namun ilmu-ilmu kehidupan yang menurut sebagian besar orang kurang diperhatikan, juga saya pelajari. Terlebih ketika masih seumuran saya, mereka menganggap sekolah adalah yang paling penting. Namun menurut pendapat saya, sekolah tetaplah prioritas yang paling utama, tetapi disisi lain masih ad hal-hal kecil penunjangnya yang sering kali terabaikan. Bahkan dalam diri mereka hanya berpikiran “aku harus pintar akademik agar aku bisa sukses. Dan harus mendapat nilai sempurna dengan segudang prestasi yang kuraih selama aku bersekolah”. Tidak seperti itu yang saya pikirkan. Kita juga masih memerlukan interaksi sosial dengan semua orang, terutama keluarga dan lingkungan sekitar kita. Orang yang sukses masa depannya adalah orang yang telah banyak mendapatkan pengalaman pahit maupun manis yang tidak semua orang bisa merasakannya.

Kesuksesan tidak hanya diraih dengan nilai sempurna, tetapi juga melalui seberapa dalam kita dapat mempelajari prosesnya. Tidak hanya di bidang akademik, bersosialisasi, berinteraksi, berbagi kebahagiaan, serta menjadikan dirinya berarti di mata masyarakat juga merupakan bumbu-bumbu dari kesuksesan. Banyak dari para profesor, peneliti, pengusaha yang namanya sangat dikenal dunia bukan berasal dari anak yang mendapat nilai sempurna, melainkan mereka lebih memiliki banyak kekurangan. Dan mereka selalu melakukan usaha, meski kegagalan selalu menyelimuti senyum mereka. Bahkan untuk nilai sempurna, mendapat nilai lima puluh saja sudah sangat berarti bagi mereka.

Lain halnya dengan murid terpandai di suatu sekolah, yang selalu memikirkan nilai-nilainya yang harus sempurna. Sementara banyak orang disekitarnya masih memerlukan bantuannya dan dia acuh pada orang tersebut. Lalu, di masa depan untuk apa ilmu yang dia cari selama ini, jika orang yang memerlukan bantuan saja tidak diperdulikannya. Nilai hanya formalitas. Tak sedikit orang yang bahkan menghalalkan segala cara untuk memanipulasinya. Tetapi orang sukses? Tidak akan melakukan hal seburuk itu. Mereka percaya diri dengan hasil yang mereka dapatkan. lain dengan mereka yang pintar, yang selalu ricuh ketika nilainya menurun walaupun hanya 0.02 saja.

Dsini tidak bermaksud sama sekali untuk menyinggung perasaan di berbagai kalangan. Hanya saja kejujuran tetaplah yang pertama dan selalu tanamkan budi pekerti luhur. Sukses bersama-sama akan lebih indah dari pada sendirian. Percayalah, kebaikan yang kita lakukan, nantinya akan berbalik kepada diri kita juga. Begitu juga dengan keburukan yang kita lakukan.

Setelah beberapa hati saya lalui, kini telah menginjak di pertengahan bulan puasa. Dimana acara buka bersama mulai diadakan oleh teman-teman lama saya. Pada tahun lalu, saya selalu ada di rumah dan bahkan untuk mengikuti buka bersama saja tidak diperbolehkan oleh kedua orang tua saya. Ketika itu saya sangat kecewa karena tidak dapat menghadiri acara tersebut. Pada tahun ini, seperti biasa saya juga diundang untuk menghadiri kegiatan yang sama oleh teman SMA, SMP dan SD. Namun, untuk izin saja saya masih merasa takut tidak diperbolehkan lagi. Hingga teman-teman saya selalu memberi semangat pada saya agar tahun ini dapat berkumpul bersama dengan mereka. Akhirnya saya pun memberanikan diri untuk meminta izin kepada orang tua saya. Alhamdulillah, ternyata pemikiran orang tua saya saat ini telah berubah, sehingga saya dapat mengikuti acara tersebut.

Berkumpul bersama adalah kegiatan yang sangat saya suka. Karena saat itu, kami banyak sekali berbagi cerita dan tertawa bersama. Seakan kami telah terpisahkan sekian tahun lamanya. Meski tak lama, namun sangatlah berkesan bagi saya. Tidak hanya berkumpul bersama, tetapi juga berkumpul dengan keluarga. Memasak bersama dan makan bersama, tentunya dengan keluarga-keluarga saya. Sudah sangat lama saya tidak melakukan kegiatan itu. Karena kegiatan di sekolah yang begitu padat.
Pada liburan panjang kali ini saya sangat menikmati keadaan rumah saya. Karena hanya saat libur seperti ini saja saya bisa bersantai di rumah. Ketika sekolah, saya hampir hanya tidur malam saja. Hal itu terjadi dikarenakan kegiatan serta tugas-tugas saya selalu menyapa hangat saya di setiap waktunya. Saya sangat bersyukur sekali adanya libur panjang ini. Saya memiliki waktu bersama keluarga saya lebih lama dan tentunya sangat terasa kebersamaannya. Meski terkadang saya masih harus mengerjakan tugas sampingan saya yang belum terselesaikan.

Ketika mulai terdengar suara takbir di malam hari. Tak terasa sebulan lamanya berpuasa dan beribadah kepada Tuhan telah dilalui bersama keluarga. Kini tiba saatnya hari kemenangan untuk umat muslim. Dengan diiringi takbir dan sapaan mentari kala pagi itu cukup menemani perjalanan saya dan keluarga saya menuju tempat beribadah kami. Saat itu kami melakukan shalat Idul Fitri di masjid yang letaknya tidak jauh dari rumah. Masjid tersebut baru saja direnovasi sehingga nampak sangat indah untuk dinikmati oleh setiap sepasang mata.

Setelah shalat berjamaah, dilanjutkan dengan bermaaf-maafan. Lalu, kami makan bersama. Ibu saya saat itu masak ayam bumbu merah dan kami memakannya bersama lontong. Sungguh, hal itu adalah hal yang menyenangkan bagi saya. Dan tak lama kemudian setelah pintu rumah mulai terbuka, para tamu pun mulai berdatangan dan kami pun menyambut mereka dengan ramah dan penuh senyuman sembari saling bermaaf-maafan. Setelah beberapa hari menyambut tamu, kami pun mulai berangkat untuk mengunjungi rumah sanak saudara yang berada di daerah kami. Tak hanya itu, kami juga tetap berusaha berkomunikasi dengan saudara kami yang berada di Jawa Timur, meski hanya melalui via panggilan suara saja. Termasuk untuk menghubungi mbah-mbah yang ada di Jawa juga melalui media yang sama.

Namun tidak hanya berdiam diri di rumah saja, saya juga mengunjungi rumah keluarga saya yang letaknya lumayan jauh, yaitu di Tanah Grogot. Perjalanan yang ditempuh sekitar sepuluh jam. Perjalanan yang sangat menyenangkan ketika sudah mulai menaiki transportasi air, yaitu kapal. Kapal yang tidak begitu besar, namun cukup untuk menampung sekitar sepuluh kendaraan beroda empat dan beberapa kendaraan beroda dua. Perjalanan di dalam kapal tersebut dapat ditempuh selama satu jam tiga puluh menit. Pemandangan yang tersajikan begitu memanjakan kedua penglihatan saya ketika berada di atas kapal tersebut. Sejauh mata memandang, terlihat hamparan air yang begitu luas serta dengan disambut oleh hembusan angin yang menambah kesejukan di senja itu.

Setelah tiba di tempat keluarga saya, saya dan keluarga saya mendapat sambutan berupa jamuan makan malam. Dan kami pun menginap disana selama tiga hari dua malam. Disana kami dilayani sangat baik dengan keluarga kami. Segala cara agar kami merasa nyaman untuk tinggal disana. Dan aku sangat senang bisa berlibur disana. Tepat pada hari Sabtu pagi, kami pun pulang ke rumah kami yang berada di kota Samarinda.

Keesokan harinya, ternyata ada keluarga saya dari Tenggarong yang berkunjung ke rumah saya. Sebelumnya, ibu saya telah menyiapkan segala sesuatunya yang diperlukan untuk menjamu keluarga saya tersebut. Keluarga yang datang kurang lebih sekitar dua puluh orang. Saya dan keluarga saya menyambut dengan sebaik-baiknya. Harapan kami agar keluarga kami merasa nyaman saat berkunjung di rumah kami dan tujuan kami untuk mempererat tali silaturahmi kami pun dapat tercapai.

Tak lama kemudian, dimana bersantai akan berganti dengan berbagai kesibukan, istirahat akan sekedarnya dan akan ada ribuan salam manis dari para tugas akan menjemput para pelajar di seluruh Indonesia. Ya! Saat dimana kata libur akan segera disambut dengan rangkaian kegiatan sekolah seperti biasa. Dimana semangat belajar harus sangat ditegakkan. Dengan penuh kegembiraan, hati yang ikhlas, pantang menyerah, jujur, dan selalu ingin memberikan yang terbaik akan selalu menjadikan penopang bagi semangat belajar saya yang baru. Kesuksesan dalam hidup saya ketika saya mampu meraih tujuan hidup saya di masa mendatang dengan segala proses yang saya tempuh dengan tetesan keringat murni pada diri saya. SALAM PELAJAR!!!

ESAI - METODE GENIUS?

Rasul merupakan penyampai risalah(pesan) Allah kepada manusia agar manusia memiliki rambu-rambu dalam menjalani kehidupan. Para Rasul mengalami hal-hal yang sulit dalam menyampaikan risalah Allah, karena mereka memproklamirkan agama baru, simbol baru dan syariat baru  yang bertentangan dengan kebiasaan, tata cara peribadatan kaum di tempat mereka diutus, tentunya hal ini medapatkan perlawan besar, karena dalam pandangan kaum tersebut yang menjadi dasar terhadap suatu ajaran adalah apa yang telah dilakukan oleh nenek monyang mereka terdahulu.
وَكَذَلِكَ مَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ
Dan Demikianlah, kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: “Sesungguhnya kami mendapati bapak- bapak kami menganut suatu agama dan Sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka”. (Az-Zukhruf:23)

Para Rasul mendapat tekanan, ancaman dan siksaan dari kaum mereka, bahkan keluarga sendiri menjadi musuh. Meskipun ancaman tersebut nyawa menjadi tantangannya, namun hal tersebut tidak menyurutkan mereka selangkahpun untuk menyebarkan dakwah kepada kaumnya, pada akirnya mereka berhasil menyampaikan misi dakwah, ini terbukti dengan jumlah pengikut yang makin hari makin bertambah. Keberhasilan dakwah yang mereka capai tentunya tidak mudah, sangat dibutukan strategi dan metode-metode tertentu. Tentunya setiap Rasul memiliki model-model kusus sesuai dengan bentuk karakter, watak dan tabiat umat mereka masing-masing.

Ada beberapa model dakwah Rasul yang digali dari Al-Qur’an dan kitab-kitab sejarah, yang bisa kita jadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan dakwah, yaitu dakwah fardiyah, dakwah ammah, dakwah bi al-tadwin dan dakwah bil hal.

Dakwah fardiyah adalah ajakan atau seruan kepada jalan Allah yang dilakukan seorang da’i (penyeru) kepada orang lain secara individual. Contohnya pada kisah Nabi Ibrahim dengan ayahnya. Ibrahim mendapat petunjuk dari Allah setelah ia melakukan perenungan dan pencarian hakikat Tuhan, pada akirnya ia menemukan kebenaran dan Allah mengangkatnya sebagai Rasul (Al-An’am: 75-79). Sasaran pertama dakwahnya adalah ayah kandungnya sendiri yang beragama musyrik, Ibrahim mencoba untuk memberikan dakwah kepada ayahnya secara personal (fardiyyah);
 وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا (41) إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِي عَنْكَ شَيْئًا
Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang nabi, Ingatlah ketika ia Berkata kepada bapaknya; “Wahai bapakku, Mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun… (selengkapnya dalam surat Maryam 41-49).

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka harus diatur langkah-langkah yang baik. Ada beberapa langkah penyampaian dakwah fardiyyah yang dapat dijadikan sebagai contoh, yaitu dengan berkata lembut dan memilih suasana serta tempat yang tepat.

Dakwah ammah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Nabi Muhammad juga telah mempraktekkan dakwah ammah ini setelah 3 tahun lamanya ia melakukan dakwah fardiyyah dan setelah ia mendapat dukungan dari sanak saudara, sahabat dan juga para tetangga. Pelaksanaan dakwah ammmah tersebut dilakukan Rasulullah berdasarkan perintah Allah dalam surat Al-Hijr ayat 94:
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.

Nabi Muhammad menaiki bukit Shafa dan mengumpulkan orang-orang dengan berteriak “Ya Sabaakha! Ya Sabaakha!”, (panggilan ini adalah suatu cara bangsa arab yang dipakai jika ada sesuatu yang penting). Karena itulah kaum Quraisy yang mendengar panggilan tersebut segera berkumpul dan tidak dapat terpaksa mengirimkan orang untuk mendengarkan apa yang dikatakan Rasul. Setelah mereka berkumpul, Rasul berkata :
“Hai Banu Abdul Muthalib, Hai Banu Fihr, Hai Banu Kaab! Bagamainakah pendapatmu jika aku kabarkan bahwa di belakang gunung ini ada sepasukan kuda musuh yang datang akan membinasakan kamu, apakah kamu percaya apa yang aku katakan?” Jawab Mereka : “Ya, kami akan percaya karena tidak ada keraguan bagi kami untuk tidak mempercayaimu”. Kata Rasul : “Ketahuilah oleh kamu sekalian bahwa aku adalah seorang pemberi peringatan kepadamu tentang datangya siksa oleh Allah”.

Semua orang yang hadir ditempat itu diam saja sambil merenung apa yang dikatakan oleh Rasul, kecuali Abu Lahab, setelah ia mendengar ucapan Rasul ia memprotes : “Sesungguhnya celaka kamu sepanjang hari ini, hanya inikah kamu mengumpulkan kita?” kemudian Allah menurunkan surat al-Kaafirun sebagai jawaban balasan terhadap perkataan Abu Lahab.

Dalam pernyampaian dakwah ammah ini ada beberapa hal yang sangat dibutuhkan, diantaranya mental yang kuat, ilmu yang mencukupi, hujjah (argument) yang kuat, kesabaran dan istiqomah
Dakwah bi al-tadwin adalah dakwah dengan menggunakan pena, atau lebih dikenal dengan dakwah bilqalam. Model dakwah ini cukup popular di abad moderen ini mengingat kemajuan teknologi yang cukup pesat, namun model dakwah ini telah digunakan oleh Rasul-rasul terdahulu. Contohnya tentang surat Nabi Sulaiman kepada Ratu Balqis. Dengan kepulangan hud-hud yang membawa berita besar, bahwa hud-hud menemukan sebuah kerajaan di negeri Saba’ yang dipimpin oleh seorang wanita, namun ia dan kaumnya menyembah selain Allah yaitu matahari. Nabi Sulaiman ingin membuktikan kebenaran hud-hud tersebut, maka nabi Sulaiman mengutus hud-hud untuk menyampaikan sebuah surat;  (An-Naml:28-31).
اذْهَبْ بِكِتَابِي هَذَا فَأَلْقِهْ إِلَيْهِمْ ثُمَّ تَوَلَّ عَنْهُمْ فَانْظُرْ مَاذَا يَرْجِعُونَ (28) قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ إِنِّي أُلْقِيَ إِلَيَّ كِتَابٌ كَرِيمٌ (29) إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (30) أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ.
Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, Kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan”, Berkata ia (Balqis): “Hai pembesar-pembesar, Sesungguhnya Telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu dari SuIaiman dan Sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”.

Dakwah bil hal merupakan tindakan nyata seorang  juru dakwah di depan mad’unya, tindakan nyata tersebut bisa mempengaruhi diri mad’u sehingga ia dapat mengaplikasikan tindakan tersebut dalam kehidupan. Hal ini terbukti ketika terjadinya peristiwa Arab Baduwi.
Abu Hurairah berkata: Berdiri seorang Arab Baduwi, lalu kencing di sekitar mesjid, kemudian dia dikeremuni oleh manusia dan mencelanya. Nabi Muhammad Berkata kepada mereka: Biarkan dia! Siram segayung air di atas kencingnya atau segenggam air. Maka sesungguhnya kalian diutus untuk memberikan kemudahan, dan bukan di utus untuk memberikan kesulitan. (HR. Bukhārȋ).

Nabi Muhammad juga menunjukkan rendah hati dalam peristiwa tersebut, hal ini dapat kita lihat ketika Nabi Muhammad meminta kepada sahabatnya untuk mengambil segayung air, kemudian Nabi Muhammad menyiramkannya ke tempat orang Baduwi tersebut membuang kencingnya. Sifat rendah hati Nabi Muhammad ini juga sebagai tanda bahwa beliau bukanlah orang yang sombong, hal ini mendapat perhatian penuh dari orang Baduwi tersebut sehingga isa memuji Rasul dengan doa اللهمّ ارحمني ومحمدا ولا ترحم معنا احدا
(ya Allah sayangi aku dan Muhammad, dan jangan sayangi seorang pun dari orang-orang yang bersama kami).

Model dakwah para nabi sangat beragam sesuai dengan perkembangan ajaran yang mereka terima dan sangat terikat dengan situasi dan kondisi. Dakwah fardiyyah sebagai model dakwah permulaan mengingat tidak adanya dukungan dari pihak manapun, sehingga yang menjadi sasaran dakwah adalah orang-orang yang telah dikenal dari keluarga, kerabat dan tetangga. Sedangkan dakwah ammah dilakukan di depan khalayak ramai, dimana penyampaian dakwah ini harus memiliki kesiapan yang mencukupi karena mad’u yang beragam.

Dan tidak jauh berbeda dengan dakwah-dakwah sebelumnya, yaitu dakwah bilhal yang merupakan model dakwah paling mempengaruhi mad’u karena aksi nyata biasanya lebih cepat dicontoh, maka da’i  dituntut untuk menjadi Qudwah Hasanah. Dan dakwah bi al-tadwin merupakan model dakwah yang bisa dimanfaatkan kapan saja oleh da’i dan dapat diakses oleh mad’u setiap saat karena model ini tidak terikat dengan waktu dan tempat. Model ini dianggap selangkah lebih maju, namun harus memiliki kemampuan menulis yang benar dan menguasi ilmu pengetahuan yang luas.


REFERENSI
Al-Qur’an dan terjemahan Digital
Ahmad Abu al-Amayim, Diraasaat fi al-dakwat al-Islamiiyah,  Kairo: Percetakan Azhar Mansoera, 2001
Al-Tirmīzȋ, Sunan Tirmīzȋ, Kairo: Dar al- Ḥadȋth, 2001
Ibnu Hisyam, Al-Sirah al-Nabawiyyah, Kairo: Maktabah Tafiqiyyah, tt
Ibnu Kastir, Al-Bidayaah Wannihaayah, Kairo: daar al-Manar, 2001
Ibnu Manzur, Lisanul Arab, Kairo: Dar al-Maarif, tt