Sabtu, 30 Agustus 2014

Karya Ilmiah - Kemerdekaan Indonesia (HUT RI ke-69)



Merdeka Sebagai Sebuah Tirai

Tidak lama lagi bangsa kita akan merayakan Hari Kemerdekaannya. Hari dimana para pejuang-pejuang Indonesia telah menyelesaikan tujuan mereka untuk memerdekakan Bangsa Indonesia. Dimana kita mengetahui bahwa setiap perjuangan para penegak tiang bangsa ini amatlah berat. Melewati berbagai macam rintangan yang tidaklah mudah bagi rakyat seperti kita ini.

Banyak anggapan yang menyatakan bahwa kemerdekaan adalah hal yang sangat sulit untuk diraih. Penuh dengan darah untuk menaikkan Sang Merah Putih. Belum lagi dengan kurangnya persenjataan rakyat Indonesia. Keterbatasan para pahlawan kita yang susah untuk mengenyam dunia pendidikan. Tentunya berbeda dengan nasib kita sebagai rakyat merdeka yang dengan mudah dapat mengenyam ilmu tanpa ada suara ricuh dari sekutu.

Kita semua sebagai rakyat Indonesia tentunya tahu bahkan mengerti tentang sejarah kemerdekaan ini. Rumit, bukan? Lalu apa yang bisa kita ambil dari perjuangan para pahlawan kita? Apakah kita hanya dapat membaca sejarah itu tanpa mengaplikasikannya? Apa seegois itu rakyat Indonesia? Tentunya masih ada beberapa pandangan yang sangat peduli pada bangsa ini.

Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) adalah sebuah kebanggaan yang perlu kita petik maknanya. Bukan hanya sebagai tulisan dari sebuah pena pada selembar kertas. Orang-orang terdahulu atau mungkin para pejuang kita memang tidak lebih pintar dalam segi keilmuan. Bisa kita ambil contoh dari pahlawan kita yang hanya menggunakan sebilah bambu runcing, sedangkan sekutu memakai tank. Namun dengan kegigihan mereka serta keinginan mereka agar mencapai kata ‘merdeka’, mereka siap bertaruh! Meski darah harus tercecer, nyawa terus melayang, mereka tegar. Tak peduli apa yang ada didepannya.

Hingga saat ini, setelah berabad-abad bangsa ini dijajah. Akhirnya, MERDEKA!! MERDEKA!! MERDEKA!! Beberapa teriakan lantang dari para pahlawan serta rakyat Indonesia dengan kegembiraan yang tentunya tak terbayang. Setelah sebelumnya ada pembacaan Teks Proklamasi yang begitu merdu pada hati kita sebagai rakyat Indonesia. The beauty of the real for the nation Indonesia.

Sebuah kemenangan yang tidak akan pernah terlupakan oleh bangsa kita. Kemenangan yang sejarahnya akan tersimpan dengan baik, maknanya akan diaplikasikan, kenangannya akan menjadi sinar penyemangat membangun Indonesia lebih maju. Bahakan mampu menunjukkan eksistensinya pada dunia.

Namun seiring berjalannya waktu. Kemenangan yang dahulu sangat indah bahkan disanjung-sanjung, sekarang hanya sebuah kata tanpa makna yang tersalurkan. Ironis sekali jika itu memang benar-benar terjadi. Bisa kita ambil contoh dari beberapa aspek yang mungkin tidak jauh dari pengetahuan kita. Dan aspek-aspek itu sangat terlihat jelas, bagaimana rakyat Indonesia seperti menjatuhkan nama baiknya sendiri. 

Terkadang tidak banyak orang yang menyadari, bahwa salah satu sikap yang hanya menutupi nama baiknya itu malah menjadi tiang-tiang robohnya nama baik NKRI. Dan lumayan banyak pelaku dibalik itu semua, tak lain, yaitu pejabat-pejabat kita sendiri. Memang beberapa diantara mereka ada yang masih mengerti apa arti merdeka dan bagaimana perjuangannya. Namun yang terlihat sekarang malah oknum-oknum yang sepertinya tidak memiliki pendidikan. Berperilaku seperti layaknya seorang rakyat yang haus akan materi. Ironisnya pelaku tersebut pendidikannya jauh lebih tinggi dibanding para pejuang kita(para pahlawan). Entah dimana letak kesadaran mereka dan sampai kapan mereka akan mengeruk habis isi didalamnya.

Sebagai bangsa yang merdeka dari para sekutu, akan lebih baik jika kita sekarang menghargai jasa pahlawan. Contohnya dengan mengharumkan nama bangsa kita, mengeksistansikan bangsa pada lingkup dunia, jika perlu kita seharusnya melestarikan budaya serta bahasa negara kita. Terlebih dengan budaya dan bahasa yang sampai sekarang mulai diakui oleh negara lain. Tari tradisional yang sempat diakui oleh negara lain dapat menjadi contoh kurang kepedulian antara rakyat terhadap budaya sendiri. Lalu apa sebagai rakyat kita hanya berdiam diri, bersembunyi seolah-olah tidak terjadi apa-apa? Meskipun hanya sebagai rakyat kecil, kita tetap harus mempertahankan apa yang seharusnya menjadi hak kita. Itu juga adalah sebuah perjuangan seperti para pahlawan kita. Perbedaannya mungkin hanya karena pahlawan kita berjuang berat dengan pertarungan darah dan kita tidak. Lihat! Apa berjuang seperti ini sulit?

Rasa kekeluargaan yang mulai terpecah secara perlahan terlihat saat penjajahan secara halus mulai masuk dalam lingkup negara kita. Penjajahan kecil yang berakibat besar saat rakyat satu sama lain tidak menjaga warisan para pahlawan. Contohnya, bangsa kita pernah kehilanganan Pulau Timor Timur pada masa Presiden B.J. Habibie. Yang masalah intinya tidak jauh dari kurangnya kebersamaan yang kuat antar bangsa.

Bahasa bangsa kita adalah bahasa yang patut kita banggakan. Karena keberadaannya membuat negara kita juga dikenal oleh negara lain. Bahkan pembelajaran Bahasa Indonesia pun sudah ada di berbagai sekolah di negara asing. Dan dengan kabar ini menunjukkan bahwa kita mampu menunjukkan eksistasi Bangsa Indonesia pada lingkup dunia. Namun kita tidak boleh senang dulu akan hal ini. Dibalik kabar gembira ini ternyata lagi-lagi ada beberapa yang kurang menjaga. Hingga bahasa kita pernah dianggap sama seperti Bahasa Melayu, padahal makna dan artinya sangatlah berbeda. Mirisnya hal ini semakin meluas, sampai pada suatu masa, pelajar dari negara asing yang pernah mempelajari Bahasa Indonesia sempat berpindah belajar Bahasa Melayu dikarenakan kemiripan antarbahasa dan mereka rela membayar berapapun. Apakah itu yang dinamakan merdeka? Merdeka yang hanya terletak pada sebuah kata.

Definisi merdeka itu sendiri adalah bebas. Sebuah kebebasan dari segala macam bentuk penjajahan. Berarti kemerdekaan itu seharusnya menimbulkan dampak kebahagiaan antarrakyat. Namun karena hausnya jabatan serta materi, semua menjadi gelap. Seakan mereka para koruptorlah yang paling benar. Lalu bagaimana cara agar bangsa kita ini mampu merdeka dalam segala hal?

Memerdekakan sebuah negara tak semudah membalik telapak tangan. Dalam hal gencatan senjata memang bangsa kita sudah resmi merdeka. Dalam hal lain, kita masih harus memperjuangkan serta mempertahankan apa yang telah kita miliki. Bahasa serta budaya juga harus kita pertahankan. Jangan sampai ada  pengakuan dari negara lain tentang hak kita. Kemampuan NKRI sangatlah kuat, jadi untuk mengalahkan segala macam penjajahan halus seperti budaya barat yang mulai masuk ke dalam peradaban kita juga pasti bisa kita halangi. Pahlawan kita yang hanya bermodal bambu runcing saja mampu, mengapa kita tidak?

Kita sebagai rakyat Indonesia tentunya boleh mengenal budaya-budaya luar, tetapi tidak boleh melupakan atau bahkan meninggalkan kebudayaan kita. Untuk apa para pejuang kita rela bertumpah darah, sedang rakyatnya malah menikmati budaya luar. Tentu para pejuang kita yang telah terdahulu sedih melihat apa yang mereka perjuangkan ternyata tidak bisa di pertahankan.

Sudah terlalu banyak contoh-contoh pada negara tercinta kita ini yang perlahan-lahan direbut oleh bangsa lain. NKRI adalah suatu bangsa yang kaya akan budaya, SDA, penuh dengan rasa kepedulian antarsesama. Semua harus kita pertahankan. Menjunjung tinggi nama bangsa adalah suatu kewajiban mutlak. Jika bangsa ini mendapat suatu kehormatan, maka kita juga yang akan bangga menjadi warga negaranya.

Pada saat presiden pertama(Pak Soekarno) kita membacakan teks proklamasi, tentu negara ini telah resmi terlepas dari segala hukum-hukum yang ditetapkan oleh sekutu. Itu termasuk dalam makna proklamasi kemerdekaan yang bunyinya “Jika kita lihat dari sudut pandang hukum, proklamasi merupakan sebuah pernyataan yang berisi tentang keputusan Negara Indonesia untuk membuat atau menetapkan aturan hukum nasional Indonesia dan menghapus arturan hukum kolonial.” Negara yang dapat membentuk rancangan hukumnya sendiri tanpa halangan para sekutu atau penjajah.

Sesuai juga dengan makna Proklamasi Kemerdekaan yang selanjutnya. Bahwa setelah proklamasi kemerdekaan, NKRI akan menjadi negara yang bebas. Dapat berkarya sebanyak mungkin, guna memajukan bangsa ini. Hal ini sama dengan makna proklamasi kemerdekaan yang bunyinya “Jika dilihat dari sudut pandang politik ideologis, proklamasi merupakan sebuah pernyataan negara Indonesia yang melepaskan diri dari penjajahan dan membuat atau membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka,bebas, dan berdaulat.”

“Proklamasi juga merupakan puncak dari perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai dan memperjuangkan kemerdekaan.” Adalah salah satu bunyi dari makna proklamasi. Dimana kita dapat melihat sejauh mana kemampuan para pejuang kita mempertahankan NKRI. Kita juga bisa mengambil nilai-nilai positifnya agar kita dapat menjadi warga negara yang menghargai jasa para pahlawannya.

Setelah berabad-abad dijajah, tentunya rakyat Indonesia tidak rela jika hak miliknya dimanfaatkan bahkan direbut oleh negara lain. Pernyataan itu telah menjadi api semangat yang menggebu-gebu dihati para pejuang. Hingga akhirnya kita rakyat Indonesia dapat mendengar Proklamasi Kemerdekaan yang berarti tanda kemenangan kita, kejayaan NKRI. Itu juga termasuk salah satu makna proklamasi yang bunyinya “Proklamasi juga menjadi sebuah alat hukum internasional untuk menyatakan kepada seluruh rakyat indonesia dan seluruh dunia, bahwa Indonesia dapat mengambil nasibnya ke dalam tangannya sendiri untuk memegang seluruh hak kemerdekaan.”

Kemerdekaan sebuah negara adalah suatu hal yang sangat membanggakan. Didalamnya terdapat sebuah sinar yang membangkitkan rasa daya juang kita. Seperti makna proklamasi selanjutnya yang berbunyi “Proklamasi merupakan sebuah lampu mercusuar yang selalu menunjukkan jalannya sebuah sejarah, memberikan inspirasi, dan banyak motivasi motivasi dari perjalanan bangsa Indonesia di segala keadaan.”
 Sebagai pelajar tentunya kita dapat mengambil sisi-sisi yang menjadi acuan kita agar lebih semangat dalam belajar. Belajarnya para pelajar juga adalah suatu bentuk perjuangan seperti para pahlawan. Tujuannya sama, ingin memajukan dan mensejahterakan bangsa ini. Hanya saja cara penyampaian atau mengaplikasikannya berbeda.

Pelajar juga salah satu calon pejuang masa depan bangsa ini. Pelajar yang cerdas bukan hanya dalam kepintaran akademiknya saja. Namun sejauh mana pelajar itu mampu menyelesaikan masalah apapun, mengontrol emosinya, serta dapar berinteraksi dengan keadaan sekitar. Banyak pelajar yang hanya pandai dalam hal akademik sampai namanya sangat disanjung-sanjung oleh pihak sekolah. Hingga pada akhirya setelah dia sukses, dia menjadi seseorang yang memiliki jabatan tertinggi di provinsinya. Namun ternyata apa yang diharapkan oleh pihak sekolah tidak menjadi sebuah kebanggaan yang berlanjut. Dalam artian si pelajar itu malah mengecewakan. Karena ketika dia telah menduduki kursi tertinggi, dia semakin haus. Haus akan rasa hormat yang membuat dia semakin jauh dari orang-orang yang berjasa padanya. Juga haus akan materi yang tak henti-hentinya merayu si pelajar itu untuk mengambil lebih hak orang yang jauh dibawahnya. Mungkin saat itu kita mengira bahwa dia sangat serakah bahkan rasa malunya pun tak tahu kemana. Itulah sebabnya kita sebagai pelajar berusahal untuk tidak hanya pintar, namun cerdas. Cerdas dalam artian dapat membaca situai serta kondisi, bukan hanya mementingkan dirinya sendiri.

Negara yang baik adalah negara yang memiliki nilai-nilai sejarah didalamnya. Memiliki sejarah yang membuat generasi selanjutnya mengetahui asal mula serta perjuangan para pahlawannya sampai terbentunya negara ini. Dalam sejarahnya pun para generasi selanjutnya akan lebih mengenal bagaimana kisah negaranya terbentuk. Hal seperti itu biasanya dapat mennimbulkan rasa semangat yang tinggi untuk bisa membangun negaranya lebih baik lagi. Bahkan bisa sampai pada dunia internasional. Luar biasa!

Dengan demikian kita dapat menunjukkan bahwa kita sebagai generasi penerus tidak hanya diam dalam selimut dan bersembunyi dibalik tirai proklamasi. Namun kita mampu melanjutkan perjuangan para pahlawan kita. Lihatlah! Mereka para pejuang kita pasti akan bangga dan bahagia melihat rakyatnya menghargai jasa-jasa mereka. Mengaplikasikan nila-nilai positif dari para leluhurnya.

Mari kita sebagai para pelajar ikut berjuang. Tidak usahlah terlalu berat. Cukup kita menjalani kewajiban sebagai pelajar dan tidak usah melakukan hal-hal yang malah menjatuhkan nama baik kita. Ketahuilah, menjadi pelajar yang baik itu juga akan menguntungkan diri sendiri. Jaminannya juga surga karena kita membanggakan orang tua kita dan dapat membuat mereka tersenyum seperti harapan kita.

Menyayangi sebuah bangsa juga memiliki sisi baik bagi diri kita. Disisi lain juga kita dapat mengetahui dan mempelajari bagaimana konsdisi bangsa ini. Kita juga bisa belajar untuk menjadi orang yang cerdas. Cerdas dalam lingkup yang meluas, bukan hanya dalam kategori dangkal. Cerdas yang mampu membaca keadaan negaranya, bukan yang malah acuh tak acuh terhadap masalah yang ada.

Berusaha menjadi orang yang cerdas intelektual, emosional, dan spiritual adalah kunci dari kesusksesan yang nyata. Tentu enaknya juga pada diri sendiri dan dampaknya akan baik karena mampu mengharumkan nama bangsa. Contohnya, jika ada salah seorang warga negara kita yang menjadi pengusaha sukses di tingkat Asia, tentunya itu juga menjadi kebanggaan bagi bangsa ini. Bahwa bangsa kita ini juga mampu bersaing dalam hal bisnis dengan negara-negara lain.

Satu saja yang akan menjadi penguat pada bangsa ini, yaitu ayo terapkan makna dari semboyan negara kita yang bunyinya “Bhinneka Tunggal Ika”. Hanya tiga huruf, namun dpat melambangkan sikap peduli dan penuh kasih antarsesama di negara kita. Jangan biarkan semboyan itu hanya menjadi bahan museum atau bahkan hanya sekedar tulisan yang tak berarti. Mari! Kita sebagai Bangsa Indonesia juga ikut mengaplikasikan nilai-nilai baik yang terkandung didalamnya.

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA!!!! Salam sejahtera sentosa serta semoga semakin sukses dan dapat membangun NKRI lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar