Merdeka
Sebagai Sebuah Tirai
Tidak lama lagi bangsa kita akan merayakan Hari
Kemerdekaannya. Hari dimana para pejuang-pejuang Indonesia telah menyelesaikan
tujuan mereka untuk memerdekakan Bangsa Indonesia. Dimana kita mengetahui bahwa
setiap perjuangan para penegak tiang bangsa ini amatlah berat. Melewati
berbagai macam rintangan yang tidaklah mudah bagi rakyat seperti kita ini.
Banyak anggapan yang menyatakan bahwa kemerdekaan
adalah hal yang sangat sulit untuk diraih. Penuh dengan darah untuk menaikkan
Sang Merah Putih. Belum lagi dengan kurangnya persenjataan rakyat Indonesia.
Keterbatasan para pahlawan kita yang susah untuk mengenyam dunia pendidikan.
Tentunya berbeda dengan nasib kita sebagai rakyat merdeka yang dengan mudah
dapat mengenyam ilmu tanpa ada suara ricuh dari sekutu.
Kita semua sebagai rakyat Indonesia tentunya tahu
bahkan mengerti tentang sejarah kemerdekaan ini. Rumit, bukan? Lalu apa yang
bisa kita ambil dari perjuangan para pahlawan kita? Apakah kita hanya dapat
membaca sejarah itu tanpa mengaplikasikannya? Apa seegois itu rakyat Indonesia?
Tentunya masih ada beberapa pandangan yang sangat peduli pada bangsa ini.
Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) adalah
sebuah kebanggaan yang perlu kita petik maknanya. Bukan hanya sebagai tulisan
dari sebuah pena pada selembar kertas. Orang-orang terdahulu atau mungkin para
pejuang kita memang tidak lebih pintar dalam segi keilmuan. Bisa kita ambil
contoh dari pahlawan kita yang hanya menggunakan sebilah bambu runcing,
sedangkan sekutu memakai tank. Namun dengan kegigihan mereka serta keinginan
mereka agar mencapai kata ‘merdeka’, mereka siap bertaruh! Meski darah harus
tercecer, nyawa terus melayang, mereka tegar. Tak peduli apa yang ada
didepannya.
Hingga saat ini, setelah berabad-abad bangsa ini
dijajah. Akhirnya, MERDEKA!! MERDEKA!! MERDEKA!! Beberapa teriakan lantang dari
para pahlawan serta rakyat Indonesia dengan kegembiraan yang tentunya tak
terbayang. Setelah sebelumnya ada pembacaan Teks Proklamasi yang begitu merdu
pada hati kita sebagai rakyat Indonesia. The beauty of the real for the nation
Indonesia.
Sebuah kemenangan yang tidak akan pernah terlupakan
oleh bangsa kita. Kemenangan yang sejarahnya akan tersimpan dengan baik,
maknanya akan diaplikasikan, kenangannya akan menjadi sinar penyemangat
membangun Indonesia lebih maju. Bahakan mampu menunjukkan eksistensinya pada
dunia.
Namun seiring berjalannya waktu. Kemenangan yang
dahulu sangat indah bahkan disanjung-sanjung, sekarang hanya sebuah kata tanpa
makna yang tersalurkan. Ironis sekali jika itu memang benar-benar terjadi. Bisa
kita ambil contoh dari beberapa aspek yang mungkin tidak jauh dari pengetahuan
kita. Dan aspek-aspek itu sangat terlihat jelas, bagaimana rakyat Indonesia
seperti menjatuhkan nama baiknya sendiri.
Terkadang tidak banyak orang yang menyadari, bahwa
salah satu sikap yang hanya menutupi nama baiknya itu malah menjadi tiang-tiang
robohnya nama baik NKRI. Dan lumayan banyak pelaku dibalik itu semua, tak lain,
yaitu pejabat-pejabat kita sendiri. Memang beberapa diantara mereka ada yang
masih mengerti apa arti merdeka dan bagaimana perjuangannya. Namun yang
terlihat sekarang malah oknum-oknum yang sepertinya tidak memiliki pendidikan.
Berperilaku seperti layaknya seorang rakyat yang haus akan materi. Ironisnya
pelaku tersebut pendidikannya jauh lebih tinggi dibanding para pejuang
kita(para pahlawan). Entah dimana letak kesadaran mereka dan sampai kapan
mereka akan mengeruk habis isi didalamnya.
Sebagai bangsa yang merdeka dari para sekutu, akan
lebih baik jika kita sekarang menghargai jasa pahlawan. Contohnya dengan
mengharumkan nama bangsa kita, mengeksistansikan bangsa pada lingkup dunia,
jika perlu kita seharusnya melestarikan budaya serta bahasa negara kita. Terlebih
dengan budaya dan bahasa yang sampai sekarang mulai diakui oleh negara lain.
Tari tradisional yang sempat diakui oleh negara lain dapat menjadi contoh
kurang kepedulian antara rakyat terhadap budaya sendiri. Lalu apa sebagai
rakyat kita hanya berdiam diri, bersembunyi seolah-olah tidak terjadi apa-apa?
Meskipun hanya sebagai rakyat kecil, kita tetap harus mempertahankan apa yang
seharusnya menjadi hak kita. Itu juga adalah sebuah perjuangan seperti para
pahlawan kita. Perbedaannya mungkin hanya karena pahlawan kita berjuang berat
dengan pertarungan darah dan kita tidak. Lihat! Apa berjuang seperti ini sulit?
Rasa kekeluargaan yang mulai terpecah secara
perlahan terlihat saat penjajahan secara halus mulai masuk dalam lingkup negara
kita. Penjajahan kecil yang berakibat besar saat rakyat satu sama lain tidak menjaga
warisan para pahlawan. Contohnya, bangsa kita pernah kehilanganan Pulau Timor
Timur pada masa Presiden B.J. Habibie. Yang masalah intinya tidak jauh dari
kurangnya kebersamaan yang kuat antar bangsa.
Bahasa bangsa kita adalah bahasa yang patut kita banggakan.
Karena keberadaannya membuat negara kita juga dikenal oleh negara lain. Bahkan
pembelajaran Bahasa Indonesia pun sudah ada di berbagai sekolah di negara
asing. Dan dengan kabar ini menunjukkan bahwa kita mampu menunjukkan eksistasi
Bangsa Indonesia pada lingkup dunia. Namun kita tidak boleh senang dulu akan
hal ini. Dibalik kabar gembira ini ternyata lagi-lagi ada beberapa yang kurang
menjaga. Hingga bahasa kita pernah dianggap sama seperti Bahasa Melayu, padahal
makna dan artinya sangatlah berbeda. Mirisnya hal ini semakin meluas, sampai
pada suatu masa, pelajar dari negara asing yang pernah mempelajari Bahasa
Indonesia sempat berpindah belajar Bahasa Melayu dikarenakan kemiripan
antarbahasa dan mereka rela membayar berapapun. Apakah itu yang dinamakan
merdeka? Merdeka yang hanya terletak pada sebuah kata.
Definisi merdeka itu sendiri adalah bebas. Sebuah
kebebasan dari segala macam bentuk penjajahan. Berarti kemerdekaan itu
seharusnya menimbulkan dampak kebahagiaan antarrakyat. Namun karena hausnya
jabatan serta materi, semua menjadi gelap. Seakan mereka para koruptorlah yang
paling benar. Lalu bagaimana cara agar bangsa kita ini mampu merdeka dalam
segala hal?
Memerdekakan sebuah negara tak semudah membalik
telapak tangan. Dalam hal gencatan senjata memang bangsa kita sudah resmi
merdeka. Dalam hal lain, kita masih harus memperjuangkan serta mempertahankan
apa yang telah kita miliki. Bahasa serta budaya juga harus kita pertahankan.
Jangan sampai ada pengakuan dari negara
lain tentang hak kita. Kemampuan NKRI sangatlah kuat, jadi untuk mengalahkan
segala macam penjajahan halus seperti budaya barat yang mulai masuk ke dalam
peradaban kita juga pasti bisa kita halangi. Pahlawan kita yang hanya bermodal
bambu runcing saja mampu, mengapa kita tidak?
Kita sebagai rakyat Indonesia tentunya boleh
mengenal budaya-budaya luar, tetapi tidak boleh melupakan atau bahkan
meninggalkan kebudayaan kita. Untuk apa para pejuang kita rela bertumpah darah,
sedang rakyatnya malah menikmati budaya luar. Tentu para pejuang kita yang
telah terdahulu sedih melihat apa yang mereka perjuangkan ternyata tidak bisa
di pertahankan.
Sudah terlalu banyak contoh-contoh pada negara
tercinta kita ini yang perlahan-lahan direbut oleh bangsa lain. NKRI adalah
suatu bangsa yang kaya akan budaya, SDA, penuh dengan rasa kepedulian
antarsesama. Semua harus kita pertahankan. Menjunjung tinggi nama bangsa adalah
suatu kewajiban mutlak. Jika bangsa ini mendapat suatu kehormatan, maka kita
juga yang akan bangga menjadi warga negaranya.
Pada saat presiden pertama(Pak Soekarno) kita
membacakan teks proklamasi, tentu negara ini telah resmi terlepas dari segala
hukum-hukum yang ditetapkan oleh sekutu. Itu termasuk dalam makna proklamasi kemerdekaan
yang bunyinya “Jika kita lihat dari sudut pandang hukum, proklamasi
merupakan sebuah pernyataan yang berisi tentang keputusan Negara Indonesia
untuk membuat atau menetapkan aturan hukum nasional Indonesia dan menghapus
arturan hukum kolonial.” Negara yang dapat membentuk rancangan hukumnya sendiri
tanpa halangan para sekutu atau penjajah.
Sesuai juga dengan makna Proklamasi Kemerdekaan yang
selanjutnya. Bahwa setelah proklamasi kemerdekaan, NKRI akan menjadi negara
yang bebas. Dapat berkarya sebanyak mungkin, guna memajukan bangsa ini. Hal ini
sama dengan makna proklamasi kemerdekaan yang bunyinya “Jika dilihat dari sudut
pandang politik ideologis, proklamasi merupakan sebuah pernyataan negara
Indonesia yang melepaskan diri dari penjajahan dan membuat atau membentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka,bebas, dan berdaulat.”
“Proklamasi juga merupakan puncak dari perjuangan
bangsa Indonesia dalam mencapai dan memperjuangkan kemerdekaan.” Adalah salah
satu bunyi dari makna proklamasi. Dimana kita dapat melihat sejauh mana kemampuan
para pejuang kita mempertahankan NKRI. Kita juga bisa mengambil nilai-nilai
positifnya agar kita dapat menjadi warga negara yang menghargai jasa para
pahlawannya.
Setelah berabad-abad dijajah, tentunya rakyat
Indonesia tidak rela jika hak miliknya dimanfaatkan bahkan direbut oleh negara
lain. Pernyataan itu telah menjadi api semangat yang menggebu-gebu dihati para
pejuang. Hingga akhirnya kita rakyat Indonesia dapat mendengar Proklamasi
Kemerdekaan yang berarti tanda kemenangan kita, kejayaan NKRI. Itu juga
termasuk salah satu makna proklamasi yang bunyinya “Proklamasi juga menjadi
sebuah alat hukum internasional untuk menyatakan kepada seluruh rakyat
indonesia dan seluruh dunia, bahwa Indonesia dapat mengambil nasibnya ke dalam
tangannya sendiri untuk memegang seluruh hak kemerdekaan.”
Kemerdekaan sebuah negara adalah suatu hal yang sangat
membanggakan. Didalamnya terdapat sebuah sinar yang membangkitkan rasa daya
juang kita. Seperti makna proklamasi selanjutnya yang berbunyi “Proklamasi
merupakan sebuah lampu mercusuar yang selalu menunjukkan jalannya sebuah
sejarah, memberikan inspirasi, dan banyak motivasi motivasi dari perjalanan
bangsa Indonesia di segala keadaan.”
Sebagai pelajar
tentunya kita dapat mengambil sisi-sisi yang menjadi acuan kita agar lebih
semangat dalam belajar. Belajarnya para pelajar juga adalah suatu bentuk
perjuangan seperti para pahlawan. Tujuannya sama, ingin memajukan dan
mensejahterakan bangsa ini. Hanya saja cara penyampaian atau mengaplikasikannya
berbeda.
Pelajar juga salah satu calon pejuang masa depan
bangsa ini. Pelajar yang cerdas bukan hanya dalam kepintaran akademiknya saja.
Namun sejauh mana pelajar itu mampu menyelesaikan masalah apapun, mengontrol
emosinya, serta dapar berinteraksi dengan keadaan sekitar. Banyak pelajar yang
hanya pandai dalam hal akademik sampai namanya sangat disanjung-sanjung oleh
pihak sekolah. Hingga pada akhirya setelah dia sukses, dia menjadi seseorang
yang memiliki jabatan tertinggi di provinsinya. Namun ternyata apa yang
diharapkan oleh pihak sekolah tidak menjadi sebuah kebanggaan yang berlanjut.
Dalam artian si pelajar itu malah mengecewakan. Karena ketika dia telah
menduduki kursi tertinggi, dia semakin haus. Haus akan rasa hormat yang membuat
dia semakin jauh dari orang-orang yang berjasa padanya. Juga haus akan materi
yang tak henti-hentinya merayu si pelajar itu untuk mengambil lebih hak orang
yang jauh dibawahnya. Mungkin saat itu kita mengira bahwa dia sangat serakah
bahkan rasa malunya pun tak tahu kemana. Itulah sebabnya kita sebagai pelajar
berusahal untuk tidak hanya pintar, namun cerdas. Cerdas dalam artian dapat
membaca situai serta kondisi, bukan hanya mementingkan dirinya sendiri.
Negara yang baik adalah negara yang memiliki nilai-nilai sejarah
didalamnya. Memiliki sejarah yang membuat generasi selanjutnya mengetahui asal
mula serta perjuangan para pahlawannya sampai terbentunya negara ini. Dalam
sejarahnya pun para generasi selanjutnya akan lebih mengenal bagaimana kisah
negaranya terbentuk. Hal seperti itu biasanya dapat mennimbulkan rasa semangat
yang tinggi untuk bisa membangun negaranya lebih baik lagi. Bahkan bisa sampai
pada dunia internasional. Luar biasa!
Dengan demikian kita dapat menunjukkan bahwa kita sebagai generasi penerus
tidak hanya diam dalam selimut dan bersembunyi dibalik tirai proklamasi. Namun
kita mampu melanjutkan perjuangan para pahlawan kita. Lihatlah! Mereka para
pejuang kita pasti akan bangga dan bahagia melihat rakyatnya menghargai
jasa-jasa mereka. Mengaplikasikan nila-nilai positif dari para leluhurnya.
Mari kita sebagai para
pelajar ikut berjuang. Tidak usahlah terlalu berat. Cukup kita menjalani
kewajiban sebagai pelajar dan tidak usah melakukan hal-hal yang malah menjatuhkan
nama baik kita. Ketahuilah, menjadi pelajar yang baik itu juga akan
menguntungkan diri sendiri. Jaminannya juga surga karena kita membanggakan
orang tua kita dan dapat membuat mereka tersenyum seperti harapan kita.
Menyayangi sebuah bangsa
juga memiliki sisi baik bagi diri kita. Disisi lain juga kita dapat mengetahui
dan mempelajari bagaimana konsdisi bangsa ini. Kita juga bisa belajar untuk
menjadi orang yang cerdas. Cerdas dalam lingkup yang meluas, bukan hanya dalam
kategori dangkal. Cerdas yang mampu membaca keadaan negaranya, bukan yang malah
acuh tak acuh terhadap masalah yang ada.
Berusaha menjadi orang yang
cerdas intelektual, emosional, dan spiritual adalah kunci dari kesusksesan yang
nyata. Tentu enaknya juga pada diri sendiri dan dampaknya akan baik karena
mampu mengharumkan nama bangsa. Contohnya, jika ada salah seorang warga negara
kita yang menjadi pengusaha sukses di tingkat Asia, tentunya itu juga menjadi
kebanggaan bagi bangsa ini. Bahwa bangsa kita ini juga mampu bersaing dalam hal
bisnis dengan negara-negara lain.
Satu saja yang akan menjadi
penguat pada bangsa ini, yaitu ayo terapkan makna dari semboyan negara kita
yang bunyinya “Bhinneka Tunggal Ika”. Hanya tiga huruf, namun dpat melambangkan
sikap peduli dan penuh kasih antarsesama di negara kita. Jangan biarkan
semboyan itu hanya menjadi bahan museum atau bahkan hanya sekedar tulisan yang
tak berarti. Mari! Kita sebagai Bangsa Indonesia juga ikut mengaplikasikan
nilai-nilai baik yang terkandung didalamnya.
DIRGAHAYU REPUBLIK
INDONESIA!!!! Salam sejahtera sentosa serta semoga semakin sukses dan dapat
membangun NKRI lebih baik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar